Sukabumi – Sorotanpena.com Kabar meninggalnya seorang remaja almarhum Yusuf Syukur Abdillah (16) di kampung jalan Cagak RT 035/06 Desa Nagrak, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, diduga akibat kelaparan sebulan yang lalu, seolah-olah menjadi tamparan keras bagi semua di tengah kondisi sulit ekonomi masyarakat miskin saat ini.
Almarhum Yusuf Syukur Abdillah memang sudah tiada, ia tak akan lagi merasakan rasanya kelaparan dan kehausan saat ajal menjemput pada Rabu (08/11/2023) silam. Namun tentu saja kabar ini menjadi presiden buruk bagi pemerintah Kabupaten Sukabumi. Walaupun saat ini, pihak dari Badan Amil Zakat (Baznas) Kabupaten Sukabumi sudah turun tangan membantu pihak keluarga tersebut.
“Info yang sampai ke kita, bahwa di Desa Nagrak Cisaat ada keluarga yang memang, untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya sangat sulit. Sampai kabarnya di hari Rabu (08/11/23) kemarin anaknya meninggal dunia karena tidak makan sampai empat hari,” kata Ketua Baznas Kabupaten Sukabumi, melalui Kepala Divisi Administrasi Umum Baznas Kabupaten Sukabumi, Muhammad Kamaluddin, dikutip dari media lokal Reportikanews.Com.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menanggapi hal tersebut, Fery Permana dari Lembaga Analisa dan Transparansi Anggaran Sukabumi (LATAS) sangat menyayangi kejadian tersebut terjadi di Kabupaten Sukabumi. Menurut dia ditengah anggaran APBD Kabupaten Sukabumi yang cukup besar dan juga kucuran Anggaran Dana Desa (ADD) dan Dana Desa (DD) yang nilainya sudah mencapai milyaran rupiah, masih saja ada kasus seperti ini.
“Seharusnya Pemerintah Kabupaten Sukabumi melalui pak Bupati untuk menekankan kepada jajarannya untuk peka terhadap masyarakat miskin di daerah masing-masing, agar kasus serupa tidak terjadi lagi di Kabupaten Sukabumi,” Ujar Fery kepada awak media, Sabtu (23/12/2023).
Lanjutnya, ini jelas aib bagi kita semua. Makanya, kepedulian terhadap lingkungan di masyarakat harus ditingkatkan lagi. Dan saya baru tahu akan kabar ini, walaupun kejadiannya sebulan yang lalu.
“Kepedulian harus di tingkatkan, jangan hanya seremonial belaka. Tapi faktanya nol,” Kata Fery mengkritisi.
Nah, kata Fery, kalau sudah terjadi seperti ini, semua pihak pasti tidak mau disalahkan.
“Artinya, siapa yang akan menanggung dosa ada warga yang meninggal akibat kelaparan tidak makan selama empat hari? Pikir saja,” Ketusnya.